Daftar Isi [Tampil]

MATARAM,Radarselaparang.com - Kantor Wilayah Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat (Kanwil Kemenag NTB), Melalui Bidang Bimbingan Masyarakat Islam, melaksanakan dialog bersama Organisasi Masyarakat Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam yang ada di Nusa Tenggara Barat Bertempat di Hotel Puri Indah Mataram. (Kamis, 28/07). 

Peserta yang hadir dalam Acara dialog ini berjumlah 35 orang terdiri dari masing masing organisasi kemasyarakatan Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam yang di ambil dari masing Kabupaten/kota, Acara tersebut berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal, 28-30 Juli 2022.

Tujuan dilakukannya dialog keormasan ini dalam rangka antisipasi serta meminimalisir Organisasi Ektrim dan Radikal di Wilayah NTB.

Dalam laporannya Ahmad Sakdiyah, selaku ketua panitia penyelenggara dialog menyampaikan bahwa organisasi kemasyarakatan (ormas), merupakan penyambung aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

"Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, karena pemerintah tidak dapat menjangkau masyarakat secara keseluruhan, maka Ormas menjadi jembatan penyambung kepentingan masyarakat dengan cara yang konstruktif, ormas menjadi mitra yang strategis dalam pembangunan dan menjaga NKRI".ungkapnya.

Lebih lanjut Sakdiyah, menyampaikan untuk mengajak ormas Islam menjadi motor penggerak dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan menguatkan komitmen dalam menjalankan fungsi pembinaan dan pemberdayaan.

Sementara itu Dr. H.M. Zaidi Abdad, M.Ag. Selaku Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Nusa Tenggara Barat (Kakanwil Kemenag NTB), menyatakan Kanwil kemenag NTB terus melakukan pembinaan, organisasi-organisasi itu merupakan wasilah, jangan jadikan perbedaan itu untuk menjadi perpecahan tapi jadikan perbedaan itu sebagai pemersatu bangsa"ungkapnya.

Ormas yang ada di Indonesia seperti NU, Muhamadiyah, NW, NWDI,Persis, dan lain sebagainya adalah organisasi yang wasyatiah, dan keberadaan ormas ini tidak bisa dipisahkan karena perannya yang begitu penting sebelum kemerdekan maupun setelah kemerdekaan.

Zaidi mengatakan perbedaan adalah sunnatullah tidak bisa di ubah menjadi serba sama, heterogenitas, pluralisme, di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan kekayaan, energi positif dalam membangun kemaslahatan ummat. 

"jika dikelola dengan baik moderasi beragama menjadi kunci dalam pengelolaan masyarakat yang tidak merasa benar sendiri".pungkasnya.

Disela acara pembukaan dialog keoramasan itu abdul Kadir Jailani, S.Pd. selaku ketua Pengurus Daerah Pemuda NW Lombok Timur, menyambut baik hajatan pemerintah untuk mengajak semua organisasi yang ada di NTB ini untuk berdialog, agar segala perbedaan di masyarakat tidak menjadi konplik melainkan menjadi keragaman yang harmonis.

"Kami dari Pengurus Daerah Pemuda NW Lombok Timur sangat mengapresiasi kegiatan ini, kami brharap kegiatan ini terus di lakukan untuk merawat tali silaturahim antar sesama Ormas dan pemrintah daerah", tutupnya. (RS/Dipa)