Daftar Isi [Tampil]

Sosialisasi kecintaan produk dalam negri kepada masyarakat, bersama komisi VI DPR RI, H.M.Syamsul Luthfi, SE., M.Si
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Dalam upaya menanamkan kecintaan pada produk dalam negeri, melalui Gerakan nasional membangun Bangsa dengan  produk Indonesia, Dilakukan Sosialisasi Kecintaan Produk dalam Negeri kepada Masyarakat, melalui Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk dalam Negeri bekerjasama dengan komisi VI DPR RI, H.M.Syamsul Lutfi,  bertempat di Green Orry, Tetebatu, Kecamatan Sikur, Jumat, (10/3/2023)

Dalam sambutannya, H.M.Syamsul Luthfi Anggota DPR RI, membuka acara diketahui pertumbuhan ekonomi melemah akibat Covid -19 sehingga konsumsi rumah tangga maupun investasi tidak bisa berjalan. Dengan dicanangkannya program bangga produk dalam negeri akan mampu membangkitkan geliat ekonomi masyarakat kembali.

"Disinilah peran penting pelaku UMKM untuk menjadi benteng pangan nasional dan menetralisir dampak dari ekonomi global," ucapnya.

Diungkapkan, Luthfi, Dimana Indonesia tahun ini menjadi tahun penentu karena merupakan tahun politik yang akan berpengaruh di semua sektor, baik itu ekonomi, maupun stabilitas keamanan nasional  yang akan berpengaruh dan berdampak pada ekonomi masyarakat.

"Disinilah bentuk peran serta pemerintah pusat dalam menentukan Strategi yang tidak lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 5,1 sehingga akan berdampak pada kebijakan pemerintah. Dimana pemerintah pusat harus pandai mengatur anggaran agar bisa mensuport pemerintah daerah," terangnya.

Disebutkan, Samsul Luthfi, Bahwa Lombok Timur dengan penduduk yang dominan dari semua daerah di NTB, sehingga Disamping menjadi lahan pemasaran juga menjadi pelaku UMKM yang produksinya tidak kalah dengan daerah lain.

"Saya ingin UMKM di Lotim harus tumbuh subur, melalui pemerintah daerah membina mensuport mereka dengan menggandeng program pemerintah pusat, mari ubah paradigma berpikir menjadi Enterpurniure dengan etos kerja yang tinggi, akan kalah penghasilan orang yang menjadi ASN," harapnya.

Sebelumnya, Kadis Perdagangan Kabupaten Lombok Timur Lalu Dami Ahyani, Jika ingin produk bangsa ini hidup maka kita harus hidupkan dengan mengenal dan menggunakannya. Walau tidak bisa dipungkiri, Persaingan dan kompetisi dunia usaha sekarang serba teknologi harus memiliki daya saing dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Lokus yang dilakukan bergelut di pasar dengan menghadirkan hasil dari UMK untuk mengenalkan produk yang dihasilkan sehingga dikenal oleh masyarakat luas," ucapnya.

Atas nama Pemda Lotim, Lalu Dami, memberikan apresiasi dan bersyukur atas acara tersebut sehingga akan menimbulkan rasa cinta produk dalam negeri yang utamanya produk lokal. Dimana Lombok Timur memiliki penduduk yang paling besar di NTB sehingga menjadi lahan pemasaran produksi ditengah persaingan dengan ritel modern.

"Jangan melihat melihat fenomena pengembangan produk yang sangat besar, harus melihat secara luas walaupun bersaing ketat dengan ritel modern tersebut," terangnya.

Sehingga menurut Lalu Dami, Disinilah dibutuhkan perubahan paradigma masyarakat dari konsumtif produk luar menjadi konsumtif produk lokal. Sehingga timbul kecintaan yang secara otomatis akan menjadi hal yang positif atas pertumbuhan produk lokal tersebut.

"Dalam pengembangan produk lokal, melalui UMKM dan wadah binaan, kami mengusung motto, Bela Bantel produk lokal," terangnya.

Lalu Dami, menyarankan pada pelaku UMKM, jangan berperilaku latah (ikut-ikutan red) dalam memproduksi barang, tetap harus berkreasi membuat hal baru yang bisa menarik dan trend di masyarakat agar barang bisa laku di pangsa pasar.

"Karenanya agar tidak ketinggalan dan latah, sering-seringlah melihat dan memperhatikan pangsa pasar," pesannya.

Dalam acara tersebut, hadir selaku Keynote Speech, H.M.Syamsul Lutfi Anggota DPR RI, Narasumber Kadis Perdagangan Kabupaten Lombok Timur Lalu Dami Ahyani, dan Konsultan Enterpurniure Illing Sultan. Sebelumnya acara diawali dengan pemutaran video bangga produk buatan dalam negeri kepada semua peserta yang hadir sebanyak 100 orang lebih. (RS)