Daftar Isi [Tampil]

Dari Kanan ke kiri : Hubbul Waton, S.Si (Kepala MI NW Majuwet) TGH. Azwar Anas Mas'ud Abdullah As Shaulaty (Pimpinan Ponpes Saadatuddarain NW Majuwet) Ustaz H.M.Masykur (Pendiri dan Pembina Ponpes) Muhammad Maksum, S.Pdi (Kepala SMP Islam NW Majuwet) Abdul Hadi,QH., S.PdI (Waka MI NW Majuwet)
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Pada 2 Mei 1958 telah didirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatul Wathan (NW) Majuwet, Desa Bintang Rinjani, Kecamatan Suralaga. Berbentuk awal bangunan semi daruratnya yang diresmikan langsung oleh pendiri organisasi Nadhlatul Wathan, yakni Almagfurullah Maulasyaikh TGKH Zainuddin Abdul Majid.

"Mari kita bersyukur pada Allah SWT atas telah lahirnya Madrasah ini hingga mencapai umur 65 tahun," ucap Ustaz H.M. Masykur salah satu pendiri Madrasah dan Pondok Pesantren Saadatuddarain NW Majuwet. Rabu (3/5/2023)

Oleh karena itu dikatakan siapa saja yang sudah mengenyam pendidikan dasar di MI ini berarti sudah direstui langsung oleh guru besar NW. Diingatkan, bahwa barokah keilmuan itu tidak dapat dibeli oleh apapun.

Diceritakan diawal pendirian untuk operasional madsarah itu, masyarakat Majuwet dan pron mengeluarkan apa adannya dari hasil pertanian, baik itu berbentuk satu tumpi tembakaunya (satu lipatan tembakau rajang, red), ada juga yang mengeluarkan sama satu butir kelapa tiap bulannya.

Dari awal perjalanannya, Madrasah ini berpindah pindah lokasi sebanyak tiga kali, hingga menuju bangunan yang permanen seperti yang terlihat pada saat sekarang ini.

Begitu besar peran madrasah ini sehingga dikatakan dari sekian banyak madrasah yang didikan disekitaran kecamatan suralaga pada tahun-tahun awal berdirinya, sampai ada yang buka tutup, tetapi Madrasah yang ada di Majuwet ini tidak pernah tutup, tetap lanjut walau dalam kondisi yang sulit.

Pose bersama pendiri Ponpes Saadatuddarain NW Majuwet
Berkat para pendiri dan guru-guru di awal-awal didirikan yang tidak pernah mengharap pamrih yang ikhlas dalam membangun pendidikan untuk masyarakat sekitar.

Bagaimana tidak di awal-awal didirikan sampai puluhan tahun guru yang mengajar hanya diberikan honor berupa 2 buah butir kelapa dan bahan hasil pertanian lainnya hasil dari sumbangan masyarakat sekitar tiap bulannya, kadang juga tidak diberikan. Tetapi proses belajar mengajar tetap lanjut hingga sekarang ini.

Oleh karena itu, selaku salah satu pendiri yang masih bisa menyaksikan perkembangan yang didikan dengan penuh suka dan duka tersebut merasa haru dan dirinya berpesan tetap perjuangkan Madrasah ini dan jangan lupa sejarah agar tetap semangat dalam menjalankan tugas sebagai guru.

Mengikuti perkembangan zaman, Madrasah ini dikembangkan dalam bentuk pondok pesantren yang dinamakan dengan Pondok Pesantren Saadatuddarain NW Majuwet yang diikuti dengan pendiriannya, Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) pada 2 Mei 2007, dan  pendidikan Anak Usia Dini (Paud) pada 2 Mei 2010.

Hingga sekarang ini Madrasah yang didirikan pada 2 Mei 1958 itu sudah meluluskan ribuan siswa dan sudah berkarir dibidang keilmuannya masing-masing. (RS)