Daftar Isi [Tampil]

Tim PKM dari Fakultas Filsafat UGM Yogjakarta kerjasama dengan lembaga pendidikan yang ada di Lombok Timur satukan persepsi tangkal paham radikalisme
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta lakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi, melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tim Fakultas Filsafat UGM satukan persepsi dengan menggandeng membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan yang ada di Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggata Barat (NTB).

Disampaikan, M. Rodinal Khair Khasri, S.Fil, M.Phil. Selaku ketua Tim, Ia dan Tim memilih Lotim didasari adanya buku yang dibuat Zuhdi, pada tahun 2019, halaman 157, yang menyatakan, NTB adalah sebuah area potensial bagi ide-ide yang mengarah pada tindakan kekerasan radikal (terorisme - red), dan peristiwa bom Bali dapat menjadi potret vital yang perencanaan sebenarnya dirancang oleh Jama’ah Islamiyah yang menjadikan Nusa Tenggara yang meliputi Bali, NTB dan NTT, sudah dirancang sedemikian rupa program jaringan oleh Al-Qaeda.

"Pernyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat NTB termasuk masyarakat yang rentan terpapar radikalisme," ucap Rodinal, Dosen Filsafat Timur, Fakultas Filsafat UGM tersebut. Di Aula MA Muallimin NWDI Pancor, Sabtu (17/6/202).

Oleh karena itu, Rodinal, bersama tim dosen fakultas filsafat UGM menginisiasi untuk mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, khususnya di Pesantren dan lembaga pendidikan Negeri untuk membangun rencana strategis dalam penanggulangan paham radikal melalui penguatan ideologi Pancasila pada peserta didik di pesantren tersebut. 

Adapun kegiatan ini akan berbentuk kemitraan, di mana NWDI dan SMAN 1 Selong, Menjadi mitra pencegahan radikalisme yang kontraproduktif dengan idealisasi common good dalam konteks berbangsa dan bernegara. Hal itu tidak berarti bahwa lokasi tempat kemitraan mengarah pada tindak radikalisme.

"Tetapi melalui pendekatan di pondok pesantren dan lembaga pendidikan Negeri ini diharapkan dapat terbina kerja sama dan kesamaan persepsi tentang ancaman potensi radikalisme dan terorisme di lingkungan pondok pesantren dan lembaga pendidikan khususnya di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat," terangnya.

Sementara Dr. Arqom Kuswanjono, menyampaikan tujuan Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan untuk Meningkatkan paham kebangsaan, kesadaran akan bahaya ancaman radikalisme dan terorisme bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Serta meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi gerakan yang mengarah pada radikalisme dan terorisme dan dapat segera menempuh langkah pencegahan kesadaran pada siswa," terangnya.

Ditempat yang sama, Prof. M. Mukhtasar Syamsuddin, Ph.D Of Arts, menyampaikan Radikalisme dan terorisme merupakan dua paham atau ideologi yang tidak bisa dipisahkan, karena terorisme sendiri merupakan cabang lain dari radikalisme. Radikalisme dalam sejarah 

ideologi keagamaan seringkali dipicu oleh pemahaman fundamentalisme dalam kehidupan beragama yang menyebabkan eksklusivitas dalam interaksi sosial.

"Jika radikalisme diaktualisasikan dalam bentuk interaksi sosial berbentuk politik kenegaraan memicu gerakan ekstremisme dalam bentuk terorisme," pungkas Dosen Filsafat Agama, Fakultas Filsafat UGM tersebut. 

Dalam kegiatan tersebut, Tim FKM Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta, melibatkan guru dan siswa, Dimana Tim FKM Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta, terdiri dari Dr. Arqom Kuswanjono, Prof. M. Mukhtasar Syamsuddin, Ph.D Of Arts, Dr. Ahmad Zubaidi, M. Rodinal Khair Khasri, S.Fil, M.Phil. dalam  melaksanakan kegiatannya menggandeng dua lembaga pendidikan Negeri dan Swasta, yakni di SMAN 1 Selong dan MA Muallimin NWDI Pancor. (RS)