Daftar Isi [Tampil]

Suvervisor APHT, Zuhdi dan Camat Masbagik, Agus Safandi
LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com || Keberadaan Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) di Desa Paokmotong, Lombok Timur diyakini mampu menurunkan angka pengangguran yang ada di daerah deperkirakan mampu menyerap 3000 tenaga kerja.

Dimana APHT Poakmotong telah mulai mencari kandidat karyawan dengan total pelamar hingga saat ini mencapai ribuan, dengan kapasitas penampungan karyawan mencapai 3 ribu.

Suvervisor APHT, Zuhdi mengatakan, karyawan yang sudah ada saat ini mencapai angka 70 orang kendati masih hanya 1 perusahaan saja yang ada di APHT.

"Saat ini walaupun cuman satu perusahaan yang sudah masuk namun total karyawan mencapai 70 orang," ucapnya. Senin (11/9/2023).

Jika nantinya APHT ini bisa berjalan sesuai dengan rancangan tentunya akan semakin banyak lagi perusahaan yang akan menjalin kerjasama, dan tentunya semakin banyak pula serapan tenaga kerja yang bisa di peroleh.

Dia berharap, penolakan yang saat ini masih terjadi bisa selesai dengan aman, hingga semua pihak yang terlibat bisa mengambil sisi positif dari keberadaan APHT tersebut.

Disatu sisi, Camat Masbagik, Agus Safandi mengatakan, pihaknya bahkan telah menjalin kerjasama atau MoU dengan APHT.

Dimana nantinya yang berhak menjadi karyawan pada APH tersebut merupakan masyarakat di Kecanatan Masbagik dan Paokmotong secara khususnya.

"Itu sudah ada MoU kita, jangan sampai ada orang luar (sebagai pekerja) yang di utamakan adalah warga masyarakat Kecamatan Masbagik," tegasnya.

Selain itu kata dia pihaknya juga secara langsung menyaksikan sendiri dampak nyata dari keberadaan APHT tersebut.

Dimana ada 70 jaryawan yang telah bekerja di APHT 85 persennya merupakan warga masyarakat Lombok Timur.

"Walaupun memang ada pekerja dari luar sekitar 15 orang dari jawa, namun karyawan luar itu disana sambil mengajari masyarakat cara membuat rokok supaya berkualitas," ungkapnya.

Ke 15 irang itu tegas dia, merupakan pekerja yang dikirim dari Pulau Jawa yang telah memiliki kapabilitas dalam produksi rokok.

Sebelumnya kata dia, pada awalnya ada sekitar 70 perusahaan rokok yang mau masuk di APHT, akan tetapi karena sutuasi penolakan terus berlanjut hingga akhirnya 69 diantaranya menyerah.

Kendati begitu satu perusahaan yang tersisa telah memberikan dampak dengan menyerap puluhan tenaga pekerja dengan total lamaran ratusan orang.

"Kini hanya satu perusahaan yang bertahan sampai saat ini, seandainya tidak ada begini begini itu luar biasa, 70 perusahan," tegasnya.