Daftar Isi [Tampil]

Bupati Lotim Drs H.M. Sukiman Azmy,MM didampingi Sekda Lotim Drs H.M. Juaini Taufik,M.AP dan Kepala BPBD Lotim Mulyadi pada rakor penanggulangan dampak kekeringan
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Musim kemarau yang berdampak pada kekeringan melanda di beberapa wilayah mendapat perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur (Pemda Lotim). Untuk mengatasi hal tersebut Bupati melakukan rapat koordinasi (Rakor) dengan instansi terkait bertemlat di ruang rapat Bupati. selasa (5/9/2023)

Bupati Lotim H. M. Sukiman Azmy didampingi Sekda Lotim H. M. Juaini Taufik memimpin Rapat Koordinasi guna membahas strategi penanggulangan bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Lombok Timur dan upaya serius Pemerintah Daerah untuk mengatasi dampak kekeringan yang terus meningkat akibat perubahan iklim, serta rencana langkah-langkah konkret untuk mengatasi kekeringan.

Dalam pernyataannya, Bupati Sumiman menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam menghadapi tantangan kekeringan yang semakin kompleks. 

"Pemberian jumlah bantuan air harus memenuhi skala prioritas sesuai dengan area dan tingkat kesulitannya," tegasnya.

Rakor ini diharapkan dilaksanakan dengan efektif, efisien, dan akuntabel, supaya air diserahkan sesuai dengan pembangunan birokratnya untuk mengurangi risiko kekeringan di Kabupaten Lombok Timur. 

Pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus berupaya melindungi sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat dari ancaman kekeringan yang semakin memprihatinkan.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur, daerah yang mengalami bencana kekeringan terjadi di 9 Kecamatan, 48 Desa, dan 213 Dusun, dengan jumlah KK sebanyak 23 ribu. Dampak kekeringan yang paling besar dirasakan berada di Kecamatan Suela, Jerowaru, Keruak, dan Aikmel.

Selain itu, kekeringan yang berlangsung beberapa bulan terakhir telah memberikan dampak serius bagi masyarakat. Kekeringan di Kabupaten Lombok Timur sebelumnya berada di level status siaga darurat, namun banyaknya indikator terhadap kebutuhan air minum yang semakin meningkat mempengaruhi kenaikan level menjadi status tanggap darurat. (RS)