Daftar Isi [Tampil]

Dokumentasi usai prosesi pelantikan Pj Bupati Lombok Timur, Drs H.M.Junaini Taofik,M.AP
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com
|| Isu hangat yang tidak ada habisnya untuk di bahas karena masuk masalah nasional, yakni stunting. Hal itu tidak terlepas dari perhatian Pj Bupati Lombok Timur (Lotim) ibarat pepatah mengatakan "Diam-diam ubi berisi".

Jauh sebelum dirinya sebagai PJ Bupati Lotim, H.M. Juaini Taofik melakoni pendidikan S3 di salah satu perguruan tinggi ternama Indonesia, Dimana dalam disertasinya khusus melakukan meneliti terkait pengendalian kasus stunting di gumi Patuh Karya ini.

"Satu minggu depan saya sudah yudisium S3, kebetulan judul penelitian saya itu adalah Model Implementasi Pengendalian Stunting di Lombok Timur," ungkapnya saar diwawancarai media ini. Kamis (28/9/2023)

Jadi sebelum ini pun, Juaini secara pribadi terus banyak mencari data dan berkomunikasi dengan dinas terkait dsn NGO yang masuk dalam kelaster penanganan stunting,  Disampaikan inti stunting itu sebenarnya ada dalam waktu pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

"Penyebab stunting ini kan tidak sederhana yang kita bayangkan," ungkapnya.

Juaini memaparkan bahwa terkait persoalan ada bayi yang stunting itu dari proposal disertasinya, Ia menemukan bahwa di tingkat personal  itu mengapa bayi standing karena memang bayi lahir dengan berat bayi rendah (BBR), lalu yang dalam posisinya sebagai balita mengalami penyakit yang kronis, misalnya bayi mencret yang mungkin tidak cepat ditangani oleh fasilitas kesehatan sehingga tidak cepat ditangani sehingga gizinya itu akan habis.

Selanjutnya ada soal asupan gizi yang tidak berimbang misalnya tidak diberikan ASI itu ada di personal, ada juga di level keluarga, Dimana kalau di level keluarga itu,  Pertama karena memang pengantin perempuannya itu kawin di usia dini artinya di bawah 19 tahun.

"bayangkan kalau perempuan itu menikah di bawah 19 tahun maka ada persoalan rebutan gizinya dengan anaknya," terangnya.

Pj Bupati Lombok Timur, Drs H.M. Juaini Taofik,M.AP usai memimpin rapat koordinasi bersama seluruh OPD di di Rupatama 1 Kantor Bupati. Rabu (27/9/2023)
Kedua, ada persoalan perilaku di dalamnya pola pengasuhan anak, diamana ini menurutnya masih bisa ditangani oleh dinas kesehatan, tetapi yang paling mendasar ada sebab-sebab di masyarakat. Termasuk didalamnya sebab-sebab di publik dengan ada persoalan sosial ekonomi, persoalan air bersih, persoalan sanitasi.

"Jadi tidak bisa stunting ini diselesaikan dalam jangka pendek, tetapi yang kita kerjakan di jangka pendek ini adalah memastikan pelayanan kesehatan BPJS," paparnya.

Karena BPJS ini, menurut Juaini bagian dari pengendalian stunting itu sendiri, Ia memberikan contoh kalau saja masyarakat itu punya kartu BPJS tentu masyarakat itu tidak malas untuk mengaksis fasilitas Kesehatan.

"Kalau enggak punya kartu, mikir dia akhirnya anaknya terlanjur sakit. Nah sakitnya anak inilah yang menyebabkan  anaknya stunting," tutupnya. (RS)