Masyarakat urunan perbaiki jalan kampung, Kritik halus masyarakat Desa Bagik Nyakata Santri pada pemdes yang tidak memperhatikan jalan lingkungan masyarakat setempat. |
Desa Bagik Nyakata Santri di Kecamatan Aikmel, NTB, telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana etika dalam mengkritik pemerintah dapat memunculkan perubahan positif. Kritikan ini tanpa perlu melakukan aksi demo.
Ketua Karang Taruna Bagik Nyakata Santri, H Arifin, menjelaskan bahwa semangat gotong royong dalam proyek ini merupakan hasil dari kritik yang dilakukan dengan etika.
Dia menegaskan bahwa mengkritik tidak selalu harus berujung pada aksi atau keributan.
"Masyarakat telah mengkritik kondisi jalan dusun ini tanpa mendapat perhatian. Dari sinilah masyarakat berinisiatif untuk bergotong royong dan membiayai perabatan jalan ini," ungkap H Arifin. Senin, (11/9/2023).
Desa Bagik Nyakata Santri dikenal sebagai desa santri dengan berbagai pondok pesantren, termasuk Pondok Pesantren Al-Mannan dan Pondok Pesantren Assunnah. Keberadaan pondok pesantren ini telah memengaruhi etika berpolitik dan kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Salah satu contoh etika yang patut dicontoh adalah kemampuan mereka untuk mengkritik Pemerintah Desa (Pemdes) ketika merasa tidak diperhatikan. Mereka tidak hanya sekadar mengkritik, tetapi juga bertindak.
Masyarakat Desa Bagik Nyakata Santri bergotong royong dalam mengumpulkan dana dan sumber daya untuk merabat jalan sepanjang 370 meter. Dana yang digunakan untuk proyek ini sepenuhnya berasal dari sumbangan dan swadaya masyarakat.
Karang Taruna Bagik Nyakata santri, sebagai lembaga yang dipercayai masyarakat, mengumpulkan sumbangan berupa barang dan uang untuk proyek tersebut. Kemudian, bersama-sama dengan masyarakat, mereka bekerja keras pada malam hari untuk menyelesaikan proyek ini.
Selain masyarakat, pondok pesantren di Desa Bagik Nyakata Santri juga turun tangan dengan menyumbangkan semen dalam jumlah besar. (RS)