Daftar Isi [Tampil]

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023 

PAHLAWANKU TAULADANKU

Penulis: Abdul Manan Marda

(Wasek PW Pemuda NW NTB)

OPINI - Rasa takzim dan hormat yang mendalam, manakala kalimat pertama ini penulis ungkapkan, karena khawatir apa yang penulis tulis tidak merefresentasikan keagungan dan ketokohan beliau sebagai guru bangsa dan pahlawan nasional. Maka anggap saat ini penulis melipatkan kedua telapak tangan lalu memposisikannya di depan wajah, seraya merunduk lalu membisikkan kalimat "ampure agung-agung sinampure" yang kalau dalam bahasa Indonesia "mohon maaf yang seagung-agungnya".

Dengan segala keterbatasan kemampuan menulis, alfaqir berfikir mudah-mudahan tulisan amatir ini bisa menjadi sekedar pengingat dan penyadar bahwa Tuhan telah mengirimkan dalam hidup kita seseorang yang luar biasa kealiman dan kesolehannya yang membuat kita makin bersemangat berfastabiqul khoirot. Antusias ikut menjadi bagian dari upaya memupuk Iman Taqwa, terus berikhtiar menjadi hamba yang insyaAllah makin dekat kepada Sang Kholiq Robbul Arsyil Adziim.

Di dunia ini, Tuhan memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya menggunakan wasilah atau perantara. Salah satu perantara pertolongan Allah itu adalah hamba-hamba pilihan-Nya. Mereka adalah para ulama dan para waliyulloh atau kekasih Allah. 

Mereka dianugerahi keistimewaan dan keunggulan daripada kebanyakan insan. Mereka telah mendedikasikan hidupnya untuk beribadah kepada Tuhan Robbul Aalamiin dan untuk kemaslahatan ummat. Artinya mereka benar-benar meng-implementasikan antara hablumninalloh (hubungan dengan Allah) dan hablum minannaas (hubungan dengan manusia) secara seimbang dan proporsional.

Salah satunya Al-Magfurulah TGKH Muhammad Zainuddin Al-Anfenani guru besar kita, beliau merupakan sosok ulama kharismatik yang terbilang langka dan sulit ditemui padanannya abad ini, oleh karena ketinggian ilmu dan kesolehannya. Statement penulis ini berdasarkan pujian dan pengakuan para guru-guru besar beliau. Satu kalimat di awal syair guru besar beliau (Syaikh Amin Al-Qutbi) dalam takriznya menyebutkan: "Lillaahi Zainuddiini fii Fadhlihi".

Risalah Ilahiyah yang disampaikan Allah Swt melalui Baginda tercinta Nabi Besar Muhammad Saw telah lengkap dan selesai disampaikan, setelah itu tugas para ulama melanjutkannya. Beruntung kita di Indonesia banyak memiliki tokoh para ulama. Merekalah yang memupuk Iman Taqwa ummat agar terus tumbuh subur dalam hati.

Kiyai Hamzanwadi sebagai pendiri organisasi Nahdlatul Wathan (NW) adalah tokoh yang sangat peduli dengan pendidikan anak bangsa. Beliau mendirikan lembaga pendidikan yang bernama Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Karena bagaimana ummat akan mengenal Tuhannya kalau tidak diperkenalkan? 

Tugas beliau sangat mulia, yaitu meletakkan pondasi pengetahuan agama untuk ummat lewat pembangunan madrasah. Madrasah adalah sebuah organizing system pendidikan yang akan terus berkembang eksistensinya sepanjang zaman.

Kalau saja beliau tidak memilih membangun madrasah, apa jadinya anak bangsa? Untunglah telah banyak kita temukan dimana-mana saat ini, madrasah-madrasah yang menjadi tempat dikadernya anak bangsa baik pengetahuan agama maupun umum.

Beliau adalah guru dari para tuan guru dan para ustadz ustadzah. Murid-murid yang sudah langsung menimba ilmu pada beliau, berikutnya secara estafet menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya. Jadi beliau bukan guru biasa, tapi guru yang memikirkan nasip pendidikan agar terus systemnya berlanjut ke masa-masa yang akan datang.

Kalau guru biasa hanya seberapa saja murid-muridnya, tapi Al-Magfurulah Maulanasyaikh adalah inisiator dan pengkader para pegiat pendidikan khususnya di Madrasah. Dari embrio satu madrasah induk itu, kin telah menjadi ribuan madrash di seluruh Nusantara.

Guru adalah orang-orang terpilih yang diutus Tuhan untuk mengajari kita ilmu pengetahuan. Terutama dan yang terpenting adalah ilmu agama. Karena dengan mengenal agama kita akan mengenal jalan keselamatan, jalan tauhid, jalan lurus yang kita minta ditunjukkan 17 kali dalam sehari semalam yaitu dalam shalat waktu.

Maka guru agama yang mengajari kita agama sejatinya dialah pahlawan hakiki. Karena untuk mencapai kebahagiaan akhirat yang abadi itu kita dikasitahu jalannya. Bagaimana jadinya kalau kita tidak mengenal agama? Maka rugilah hidup kita. 

Untuk hidup bahagia di dunia yang kita tinggali sementara ini, dunia fana yang suatu hari nanti kita akan tinggalkan, kita telah banyak berusaha dan berkorban untuk meraihnya. Betapa bodohnya bila yang fana kita perjuangkan, sementara yang kekal abadi dilupakan?

Al-Magfurulah Maulana Syaikh sebagai guru tidak hanya memikirkan keperluan kita untuk nanti di akhirat, tapi juga sangat peduli dengan masa depan anak bangsa saat hidup di dunia. Artinya, beliau selain menanamkan kesadaran akan pentingnya akhirat, tidak berarti melupakan kualitas diri dan kehormatan hidup di dunia.

Inilah keistimewaan dan keunggulan beliau sebagi pahlawan. Guru sekaligus pahlawan. Pahlawan yang berprofesi sebagai guru. Lebih tepatnya pahlawan dunia akhirat. Karena untuk kebahagiaan kita hidup di dunia dan akhirat dipikirkannnya, diurus dan digerakkannya.

Beliau sebagai guru bukan saja mentransfer ilmu tapi pengetahuan, bukan sekedar menyampaikan halal harom, batal makruh dan lain sebagainya,  mampu menjadi suri tauladan yang baik untuk ummat. Ummat tidak akan mengalami krisis figure panutan, karena potret guru besar kita, pahlawan kita, kesahajaan, kesolehan, kealiman, ketaqwaan beliau dapat menjadi lautan pelajaran berharga bagi ummat.

Beliau mengajari kita kesederhanaan hidup, dengan tidak melupakan prestasi hidup dunia dan akhirat. Beliau mencontohkan tentang kegigihan dan ketekunan belajar yang totalitas. Meskipun dengan latar belakang anak desa yang jauh dari kesan kemewahan dan hidup kecukupan, tapi bisa juga menjadi bintang tauladan. Bahkan Pahlawan Nasional.

Gelar Pahlawan Nasioanal adalah gelar kehormatan yang hanya negara yang berkompetence menganugerahkannya. Dan itu disandangkan kepada guru besar kita. Penilaian negara kepada beliau sebagai Pahlawan merupakan gelar tertinggi di republik ini. 

Tinggal kita sebagai anak bangsa saat ini, harus banyak belajar dari ketokohan dan kepahlawanan beliau. Belajar tentang kesabaran, belajar tentang kesahajaan, tentang kesolehan, tentang takzim kepada kedua orang tua dan guru, juga belajar banyak tentang produktifitas melahirkan karya-karya luar biasa.

Jiwa Kepahlawanan yang ada pada beliau, patut kita transferkan energi dan nilai-nilai keunggulan pribadi beliau yang mengkristal itu, berharap bisa tertular dan mewarnai jiwa-jiwa kita yang saat ini melanjutkan perjuangan yang telah beliau wariskan.

Kalau melihat persistensi atau daya tahan beliau yang tak pernah menyerah apalagi mundur dari gelanggang perjuangan, maka saat ini kita yang menjadi murid-murid beliau, menjadi pecinta dan simpatisan beliau, maka tak layak bagi kita untuk cengeng dan cepat ngambek ketika menemui tantangan dan rintangan.

Murid Mualana adalah orang-orang yang sabar dan tangguh dalam perjuangan. Mereka selalu husnuzzon, berfikir dan berjiwa besar. Para pelanjut perjuangan Maulana sangat mengerti tentang warna warni perjuangan yang penuh dengan pahit manisnya perjuangan.

Mudah-mudahan momen Hari Pahlawan ini dapat menjadikan kita tergerak dan tergugah untuk berusaha menjadi pribadi yang memiliki arti dan manfaat untuk Islam, untuk negara, juga untuk ummat dan masyarakat. Alangkah bangganya kita memiliki pahlawan seperti beliau, yang bukan saja membangun spirit kesuksesan hidup di dunia, terlebih untuk kejayaan dan kemakmuran serta kebahagian akhirat. 

Ayo hadiri puncak acara semarak hari Pahlawan Nasional di Ponpes Syaikh Zainuddin NW Anjani, dengan dua agenda utama: 1. Malam Munajat Cinta Rasul di isi dengan sholawatan. 2 Apel bendera Hari Pahlawan pada hari Jum'at 10 Nopember 2023 yangdi pusatkan di halaman kampus IAIH NW Lombok Timur. Semoga acara berjalan lancar. (RS)

(Rabu 23 Rabiul Akhir 1445 H/ 8 Nopember 2023 M)