Daftar Isi [Tampil]

Kadis DP3AKB , Hm Ahmat di acara pojok jurnalis FJLT bertemakan peran jurnalis dalam penurunan stunting" di Sunrise Land Lombok (SLL) Labuhan Haji. Sabtu (31/12/2023
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) sebut di tiga kecamatan yang kasus  stuntingnya masih tinggi.

Dimana dalam beberapa tahun terakhir ini Lombok Timu sedang gencar-gencarnya Pengentasan stunting pada anak dan itu masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) krusial Pemerintah hingga memasuki tahun baru 2024.

Diterangkan  Kadis DP3AKB Lombok Timur, H. Ahmat, Stunting sendiri merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

"Selain itu, malnutrisi ini juga bisa membuat perkembangan kognitif anak terhambat, sehingga menjadikannya bodoh atau memiliki IQ yang lebih rendah," terang H. Ahmat saat menjadi narasumber di acara pojok jurnalis FJLT  bertemakan peran jurnalis dalam penurunan stunting" di Sunrise Land Lombok (SLL) Labuhan Haji. Sabtu (31/12/2023)

Terkait angka stunting di kabupaten Lombok Timur, H.Ahmat menyebut hingga saat ini masih di 16,18 persen atau lebih dari 19.000 anak berdasarkan data Elektronik- Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

"Angka itu memang lebih rendah dari persentase stunting nasional yang mencapai 21,6 persen. Namun di 2024, angka stunting nasional ditargetkan turun menjadi 14 persen," ungkap H. Ahmat. 

Lebih lanjut, H. Ahmat,menyampaika  kasus stunting terbanyak di Lombok Timur terjadi di wilayah-wilayah padat penduduk, terutama di kawasan pedalaman dan kurang memiliki pemahaman soal stunting.

"Di Kecamatan Pringgabaya, Aikmel, dan Masbagik," sebut H. Ahmat, tanpa menjabarkan angkanya.

Guna menekan angka stunting, H. Ahmat, ngatakan pihaknya akan lebih gencar lagi memberikan pendampingan pencegahan stunting bagi calon pengantin, ibu hamil, batita, dan pasca salin.

"Langkah pencegahan itu berupa edukasi, pemberian makanan pendamping, hingga penerapan pola hidup dan lingkungan yang sehat," pungkasnya. (RS)


Ikuti kami di berita google