Daftar Isi [Tampil]

Sekretaris BAZNAS Lombok Timur, Nurul Hadi, SS.

LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com ||  Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Lombok Timur mengungkapkan keprihatinan atas belum optimalnya pembayaran zakat dari sektor galian C dan tambak di wilayah tersebut. Kondisi ini menjadi "pekerjaan rumah" serius bagi Baznas untuk mengoptimalkan potensi zakat, terutama dari pihak-pihak yang memperoleh keuntungan signifikan dari pemerintah daerah.

Sekretaris Baznas Lombok Timur, Nurul Hadi, pada Jumat (25/4) lalu, memaparkan bahwa kontribusi zakat dari tambak udang masih nol, sementara dari galian C hanya "nol koma sekian persen." Angka ini menunjukkan kesenjangan besar dibandingkan potensi keuntungan yang diraup para pelaku usaha di sektor tersebut.

Menanggapi situasi ini, Baznas akan segera berkoordinasi dengan Bupati Lombok Timur dan dinas terkait. Nurul Hadi optimistis bahwa Bupati akan memanggil para pengusaha dan individu berpenghasilan tinggi di "Gumi Patuh Karya" (julukan Lombok Timur) untuk membahas isu zakat. Baznas sendiri siap berperan aktif dengan mempresentasikan tentang pentingnya zakat dan fungsi Baznas.

"Melalui kolaborasi erat dengan pemerintah daerah, diharapkan kesadaran muzaki (pemberi zakat) akan meningkat, mendorong mereka untuk menunaikan kewajiban zakatnya," terang Nurul Hadi.

Nurul Hadi juga mengungkapkan bahwa Bupati Lombok Timur telah memberikan isyarat kuat dan peringatan keras agar para pengusaha ikut serta dalam gerakan zakat. "Di bawah pimpinan Bupati Iron dan Wakil Bupati Edwin ada harapan untuk bersinergi, untuk meningkatkan pendapatan zakat dari tambang dan tambak," ujarnya, menunjukkan dukungan penuh dari pimpinan daerah.

Lebih lanjut dikatakan, Baznas berharap adanya perubahan pada Peraturan Daerah (Perda) yang disusul dengan terbitnya Peraturan Bupati (Perbub) terkait zakat dari sektor-sektor strategis ini. Dengan regulasi yang lebih kuat, diharapkan sinergi untuk memaksimalkan pendapatan zakat dari pelaku tambang dan tambak dapat terwujud.

Saat ini, sumber zakat terbesar di Lombok Timur masih didominasi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), dengan rata-rata pendapatan zakat mencapai Rp1 miliar per bulan. Angka ini menunjukkan potensi besar yang bisa dicapai jika sektor swasta, khususnya galian C dan tambak, turut berkontribusi secara maksimal.

"Langkah-langkah proaktif Baznas dan dukungan penuh dari pemerintah daerah menjadi angin segar bagi upaya peningkatan kesadaran berzakat di Lombok Timur, demi pemerataan kesejahteraan dan pembangunan daerah yang lebih inklusif," pungkas Nurul Hadi. (RS)