LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com || Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur diimbau untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang beredar mengenai ajakan mengikuti vaksinasi Tuberkulosis (TBC). Dinas Kesehatan (Dinkes) menegaskan hal tersebut merupakan berita hoaks dan jangan dipercaya.Ajakan Partisipa Uni Klinis Vaksinasi TBC, Dinas Kesehatan Lotim Tegaskan Jangan Percaya Itu Hoaks
Sejumlah warga mengaku sempat ditawari menjadi partisipan uji klinik vaksin TBC, menimbulkan keresahan dan kebingungan di tengah masyarakat.
Salah seorang warga Desa Sukamulia, Kecamatan Sukamulia, Baiq Her, mengungkapkan bahwa banyak warga yang ditawari untuk menjadi peserta sukarela dalam uji coba vaksin TBC.
Namun, ia tidak mengetahui identitas pihak yang menawarkan program tersebut. "Banyak warga yang ditawarkan untuk divaksin TBC itu, secara sukarela uji coba," tuturnya.
Dinas Kesehatan Lotim Tegaskan: Itu Hoaks!
Menanggapi informasi yang meresahkan ini, Budiman Satriadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3KL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Timur, dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
"Tidak ada. Bahkan vaksinnya di kita belum tersedia,kalau ada yang ngajak jangan percaya itu hoaks" tegas Budiman saat dikonfirmasi pada Rabu (21/5).
Budiman menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada program resmi pemerintah, baik pusat maupun daerah, terkait pemberian vaksin baru TBC kepada masyarakat umum.
Ia membenarkan bahwa pemerintah pusat memang sedang melakukan uji coba vaksin TBC terbaru M72, namun uji coba tersebut dilaksanakan di Pulau Jawa, bukan di Lombok Timur.
"Saya baca di media sosial, uji klinik dilaksanakan di institusi medis ternama, seperti FKUI, RSUI, RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih Jakarta, serta FK UNPAD Bandung. Prosesnya dimulai sejak 3 September 2024 dan rekrutmen resmi ditutup pada 16 April 2025," jelasnya.
Pentingnya Cek Informasi dari Sumber Resmi
Budiman mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan vaksin.
"Hati-hati saja kalau infonya bukan dari lembaga resmi. Pastikan dulu kebenarannya sebelum percaya," ujarnya.
Ia mengajak masyarakat untuk selalu mengecek informasi dari sumber resmi seperti Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, atau fasilitas kesehatan terdekat agar tidak menjadi korban penyesatan informasi. Jangan mudah tergiur dengan tawaran atau ajakan yang tidak jelas sumbernya, terutama jika menyangkut kesehatan Anda dan keluarga.
"Tetap waspada dan pastikan kebenaran informasi sebelum mengambil tindakan," pesannya. (RS)