Daftar Isi [Tampil]

KKN Bina Desa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Hamzanwadi di Desa Mekarsari, Kecamatan Suela, Lombok Timur.
LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com ||  Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bina Desa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Hamzanwadi kelompok 3, sukses menggelar pelatihan dan workshop bertajuk “Memanfaatkan Pemasaran Offline dan Digital” di Desa Mekarsari, Kecamatan Suela, Lombok Timur. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara mahasiswa, pemerintah desa, karang taruna, serta masyarakat dalam mengangkat potensi ekonomi dan kesehatan lokal.

Workshop yang melibatkan berbagai elemen masyarakat ini mendapat apresiasi hangat dari pemerintah desa dan pemuda setempat. Sekretaris Desa Mekarsari menyampaikan bahwa desa memiliki beragam potensi unggulan seperti alpukat, durian, rempah-rempah, tembakau, dan padi, yang dapat dioptimalkan melalui kerja sama dengan mahasiswa dan institusi pendidikan.

Dengan semangat kolaboratif dan semangat pemberdayaan, KKN Desa Mekarsari tahun ini menjadi bukti nyata bagaimana inovasi mahasiswa mampu menjawab tantangan lokal sekaligus membuka jalan menuju desa mandiri dan sehat melalui kekuatan alam.

Para pemuda desa pun menyoroti pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan kampus dalam mendorong pengembangan produk UMKM serta sektor pariwisata desa. 

"Potensi Desa Mekarsari sangat besar. Jika dikelola bersama, hasilnya bisa luar biasa," ujar salah satu perwakilan karang taruna.

Dalam sesi workshop, dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Hamzanwadi, Pahrudin, Ph.D., memaparkan strategi pemasaran digital dan offline untuk produk desa, sementara Utami Wulandra Putri, M.EI. dari Bank NTB Syariah menjelaskan akses permodalan bagi UMKM. 

Keduanya menekankan pentingnya legalitas produk, seperti izin edar BPOM dan sertifikasi halal sebelum masuk ke tahap produksi massal.

Inovasi Herbal: Wedang Sari dari Tanaman Obat Keluarga

Salah satu program unggulan mahasiswa KKN adalah pelatihan pembuatan minuman herbal berbahan dasar Jahe, Temulawak, dan Temu Ireng yang diberi nama “Alam Wedang Sari: Dari Ladang ke Cangkir.” Program ini menjadi bagian dari bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Pelatihan tersebut bertujuan mengedukasi masyarakat tentang manfaat tanaman obat keluarga (TOGA) dan cara pengolahan yang higienis serta bernilai ekonomis. "Kami ingin masyarakat tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga mampu menghasilkan produk olahan bernilai tambah," ujar Koordinator KKN.

Minuman herbal ini diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar pencernaan, dan mendukung proses detoksifikasi alami. Proses pembuatannya mencakup pembersihan rimpang, perebusan dengan takaran tertentu, dan pengemasan sederhana sehingga bisa langsung dikonsumsi maupun disimpan.

Masyarakat Dusun Tumpang Sari terlihat antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka mencicipi minuman herbal hasil olahan sendiri dengan penuh semangat, menunjukkan dukungan terhadap pemanfaatan potensi lokal sebagai peluang usaha.

Harapan untuk Keberlanjutan Program

Dosen Pamong KKN sekaligus Koordinator Prodi Pendidikan Ekonomi, Danang Prio Utomo, M.M., menekankan pentingnya pendampingan lanjutan agar kegiatan semacam ini tidak berhenti di satu periode. Ia harap Mekarsari bisa menjadi laboratorium pengabdian masyarakat berkelanjutan. 

"Mahasiswa tidak hanya hadir sesaat, tetapi terus mendampingi masyarakat mengembangkan potensi lokal,” ujarnya. (RS)