MATARAM, NTB - Radarselaparang.com || Gelaran Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII yang dijadwalkan pada 26 Juli hingga 1 Agustus mendatang menuai kritik pedas terkait minimnya publikasi. Padahal, acara yang dihajatkan sebagai ajang olahraga rekreasi tingkat nasional, dan bahkan digadang-gadang oleh Gubernur NTB sebagai event olahraga masyarakat terbesar di dunia dengan target 15.000 peserta, justru terkesan "sembunyi-sembunyi".Eko Rahadi,SH. Ketua Forum Rakyat Bersatu (FRB) NTB
Kritikan ini datang dari Eko Rahadi, Ketua Forum Rakyat Bersatu (FRB) NTB ini, yang menyayangkan anggaran yang menelan dana pantastis sebesar Rp28 miliar dari uang masyarakat NTB untuk acara ini tidak diimbangi dengan publikasi yang masif.
"Sangat disayangkan, uang masyarakat NTB sebesar Rp28 miliar untuk acara ini kok panitia pelit sekali untuk publikasi. Tak selembar spanduk pun yang beredar di Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, apalagi sampai Sumbawa, Bima, dan daerah lainnya," ujar Eko Rahadi, pada Jumat (27/06).
Menurutnya, masyarakat membutuhkan informasi visual, dan masyarakat awam serta netizen tidak hanya membaca berita. Mereka membutuhkan apa yang terlihat di jalan-jalan. Percuma anggaran besar didukung Kementerian dan Pemprov NTB tapi publikasinya hanya di Mataram saja.
"Rubah saja itu FORNAS jadi FORLOKAL," tambah Eko dengan nada geram.
Eko, mendesak agar panitia mengimbangi anggaran besar dengan kerja besar, terutama dalam hal publikasi. Ia menegaskan agar tidak ada lagi alasan "pelit atas nama irit" yang berakibat event taraf nasional ini terkesan sembunyi-sembunyi dan masyarakat bawah minim informasi.
Harapan besar pun dilontarkan agar event yang diharapkan menjadi yang terbesar di dunia ini lebih gencar publikasinya, tidak hanya terfokus di satu titik saja.
"Jangan tunggu publikasi gratisan," tutup Eko. (RS)