LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com || Semangat kebangkitan ekonomi desa di Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok Timur, tengah membara seiring dengan percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih. Inisiatif strategis ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, ditandai dengan kunjungan langsung Wakil Menteri Koperasi Republik Indonesia, Ferry Juliantono, ke Desa Kembang Kuning, Sikur, Lombok Timur pada Selasa (3/6).Wakil Bupati Lombok Timur, Moh. Edwin Hadiwijaya saat menyambut kedatangan Wakil Menteri Koperasi Republik Indonesia, Ferry Juliantono.
Kunjungan Wamen Ferry, yang didampingi oleh perwakilan dari berbagai kementerian seperti Kementerian Desa, Kemendagri, Kementerian Hukum, Kementerian Keuangan, dan Kantor Komunikasi Kepresidenan, disambut hangat oleh Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, beserta jajaran pemerintahan daerah dan masyarakat setempat. Gubernur NTB, anggota DPD RI, Sekda Lotim, serta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi/Kabupaten juga turut hadir dalam acara peluncuran dan dialog yang berpusat pada percepatan pembentukan koperasi ini.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati H.Moh. Edwin Hadiwijaya menyampaikan terima kasih atas kunjungan Wamen Ferry, yang menurutnya menjadi suntikan semangat bagi pemerintah daerah hingga tingkat desa.
Dengan semangat kebersamaan dan dukungan dari berbagai pihak, Koperasi Merah Putih diharapkan mampu menjadi lokomotif penggerak ekonomi kerakyatan, membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa di Lombok Timur.
"Mudah-mudahan kunjungan ini menjadi semangat kami, menjadi semangat kita semua di desa untuk menjadikan koperasi sebagai soko guru, menjadi trigger membangun iklim wirausaha dan ekonomi di desa," harap Edwin.
Lombok Timur menunjukkan komitmen luar biasa dalam mewujudkan Koperasi Merah Putih. Dari 239 desa dan 15 kelurahan di 21 kecamatan, 100% telah melaksanakan musyawarah desa (musdes) khusus. Hebatnya, 24% atau 56 desa sudah berbadan hukum, dan 96 desa sedang dalam proses pendaftaran ke notaris. Ini berarti 62% desa/kelurahan di Lombok Timur telah berproses untuk memiliki Koperasi Merah Putih. Targetnya, 100% koperasi desa/kelurahan Merah Putih dapat diluncurkan bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional pada Juli mendatang.
Koperasi Merah Putih ini diharapkan mampu memperkuat swasembada pangan, mewujudkan pemerataan ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong dan kekeluargaan, serta mengoptimalkan potensi desa sebagai pilar pembangunan ekonomi.
Meski begitu, Wakil Bupati Edwin juga menyinggung beberapa tantangan, terutama terkait status lima orang pendamping koperasi dan tiga orang pendamping UMKM Lombok Timur yang belum jelas.
Ia berharap pemerintah pusat dapat mengakomodasi mereka sebagai PPPK, seperti halnya pendamping di kementerian lain, guna mendukung pendampingan dan pengawasan koperasi desa/kelurahan Merah Putih.
"Dukungan anggaran untuk pelaksanaan pelatihan dan bimbingan, yang saat ini masih sangat terbatas," ungkapnya.
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Iqbal, menyampaikan bahwa Inpres No. 9 Tahun 2025 menjadi harapan besar bagi ekonomi kerakyatan melalui koperasi. Untuk mendukung kinerja koperasi, Gubernur Iqbal akan menggandeng Universitas Mataram dalam pelaksanaan pelatihan manajemen koperasi. Apresiasi juga diberikan kepada semua pihak yang telah bekerja keras memajukan desa.
Senada dengan itu, Wakil Menteri Koperasi RI, Ferry Juliantono, berharap semua desa di NTB, khususnya Lombok Timur, dapat bergerak cepat menggerakkan roda perekonomian melalui percepatan pembentukan koperasi desa/kelurahan Merah Putih yang pro-rakyat. Ia secara khusus memberikan apresiasi kepada Desa Kembang Kuning atas kecepatan mereka dalam membentuk koperasi desa Merah Putih.
Acara ini juga menjadi momen penting bagi Koperasi Desa Merah Putih Desa Kembang Kuning. Dilaksanakan penandatanganan kerja sama dengan BULOG dan sejumlah BUMN, serta penyerahan simbolis akta notaris, pengesahan badan hukum, dan kartu anggota koperasi oleh Wamen Koperasi.
Koperasi Desa Merah Putih Desa Kembang Kuning kini memiliki lebih dari 200 anggota dengan berbagai unit bisnis yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, seperti gerai sembako, gerai apotik, gerai klinik, gerai pergudangan, saprodi, dan gerai transportasi. Ini menjadi bukti nyata bahwa koperasi dapat menjadi pilar ekonomi yang kuat di tingkat desa. (RS)