Daftar Isi [Tampil]

H. Ahmat, Kepala Dinas DP3AKB Lotim saat memantau pembagian MBG di Kecamatan Selong.
LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com ||  Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) semakin serius dalam memacu gerakan atasi dan memerangi stunting. Setelah sukses di Kecamatan Aikmel, kini program Makanan Bergizi (MBG) resmi diluncurkan di Kecamatan Selong, tepatnya di Lendang Bedurik. Inisiatif ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Lotim untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya bagi kelompok paling rentan seperti Ibu Hamil (Bumil), Balita Dua Tahun (Batuta), serta Ibu Nifas dan Menyusui (Bunipas).

Peluncuran MBG di Selong ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah konkret perhatian Pemkab Lotim terhadap peningkatan gizi, yang merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang anak dan masa depan generasi.

H. Ahmat, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk menjangkau sekitar 300 penerima manfaat di setiap dapur penyaluran.
Setiap harinya, para penerima manfaat akan disuguhkan paket makanan bergizi lengkap.

"Mereka akan menerima nasi, lauk pauk berupa daging, dan buah," terang Ahmat pada Selasa (10/6).

Namun, ada penyesuaian menu khusus untuk Batuta. "Mengingat keterbatasan kemampuan mengunyah pada anak usia dini, menu daging untuk mereka diganti dengan makanan alternatif yang lebih ramah anak, seperti naget ayam yang tetap mengandung protein hewani," tambah H. Ahmat.

H. Ahmat menegaskan bahwa program MBG ini bukan hanya sekadar pembagian makanan. "Ini adalah bagian dari 'hajatan besar' pemerintah daerah dalam upaya pencegahan stunting sejak dini," ujarnya.

Stunting, yang telah menjadi masalah kesehatan prioritas nasional, tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak serius pada perkembangan kognitif jangka panjang.

Meskipun dicanangkan secara serentak, sistem pembagian MBG disesuaikan dengan kondisi dan strategi masing-masing wilayah, tergantung dari kesiapan serta mekanisme yang diterapkan oleh petugas lapangan setempat.

"Ada wilayah yang memilih sistem pembagian langsung ke rumah, sementara yang lain menyalurkan melalui posyandu atau dapur sehat," paparnya.

Ahmat berharap peluncuran MBG di Kecamatan Selong ini dapat menjadi model implementasi yang efektif, dengan tetap memperhatikan kebutuhan lokal serta koordinasi lintas sektor.

Pemerintah daerah juga mengundang seluruh lapisan masyarakat, mulai dari kader posyandu, tokoh masyarakat, hingga keluarga penerima manfaat, untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung kelancaran program ini.

Dengan dukungan bersama, diharapkan angka stunting di Lotim dapat ditekan secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan, mewujudkan generasi Lotim yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing.

“Program ini bukan sekadar distribusi makanan, tapi bagian dari intervensi gizi sensitif yang terintegrasi,” pungkas H. Ahmat. (RS)