![]() |
Ketua PW HIMMAH NW NTB, Hasan Basri |
Ketua PW HIMMAH NW NTB, Hasan Basri, dalam keterangannya, menekankan perlunya pertimbangan matang terhadap dampak lingkungan, ekologi, dan masyarakat setempat. Ia menegaskan bahwa jika rencana tersebut merugikan masyarakat pelaku wisata di wilayah tersebut, maka harus ditolak.
"Sebagai bagian dari masyarakat NTB, terutama Lombok, yang paling utama adalah mempertimbangkan dampak lingkungan, ekologi, dan masyarakat setempat. Kalau hanya berpengaruh bagi masyarakat tertentu, buat apa," ujar Hasan, pada Jumat (20/06).
Hasan juga menyoroti nilai sakral Danau Segara Anak bagi masyarakat Lombok, terutama mereka yang tinggal di lereng Gunung Rinjani. Ia khawatir keberadaan seaplane yang hanya dapat diakses oleh kalangan ekonomi atas akan menghilangkan kesakralan danau tersebut.
"Danau Segara Anak itu sangat sakral bagi masyarakat Lombok, terlebih bagi masyarakat yang ada di lereng Rinjani, bagaimana jadinya kalau dijadikan sebagai tempat landing pesawat yang hanya bisa ditumpangi orang-orang ekonomi kelas atas, kesakralannya juga pasti akan hilang," jelasnya.
Meskipun kajian dan analisis dampak ekologis penting, seperti yang disebutkan sebelumnya oleh Royal, Hasan menegaskan bahwa pertimbangan utama adalah lingkungan masyarakat yang menjadikan Gunung Rinjani dan Segara Anak sebagai kawasan budaya.
"Seperti katanya Royal, dampak ekologi dan lingkungan perlu kajian, tapi terlepas dari itu sekali lagi Gunung Rinjani dan Segara Anak punya sisi nilai yang harus dipertahankan secara tradisi, ada tradisi yang akan diganggu di kawasan itu, SPI baiknya cari tempat lain," tandas Hasan.
PW HIMMAH NW NTB secara penuh mendukung penolakan terhadap PT. SPI, mengingat banyak pelaku wisata yang berpotensi terganggu. Sikap ini merupakan bentuk perhatian HIMMAH NW NTB untuk menjaga keberadaan Gunung Rinjani dan Segara Anak sebagai kawasan budaya.
"Jadi walaupun izin belum dikeluarkan, kami mendukung masyarakat setempat dan juga para pelaku wisata di kawasan TNGR untuk menolak operasi seaplane di Danau Segara Anak, apapun alasannya," jelas Hasan.
Ia bahkan menambahkan, "Bahkan kalau PT. SPI tetap ngotot, lebih baik kita ajukan kawasan Taman Rinjani sebagai kawasan Cagar Alam."tutupnya. (RS)