![]() |
Diskusi Review RPJMD Kabupaten Lombok Timur menuju pembangunan yang Inklusif |
LOMBOK TIMUR, NTB - Radarselaparang.com || Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Timur periode 2025-2029 sedang dalam tahap perancangan dengan fokus pada pembangunan inklusif.
Guna memastikan dokumen strategis ini benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, sebuah forum diskusi bertajuk "Dokumen Perencanaan dalam Perspektif Jurnalis" digelar pada Sabtu (21/06). Acara ini melibatkan berbagai pihak, termasuk jurnalis, anggota DPRD, dan perwakilan Bapeda Lombok Timur.
Peran Strategis Jurnalis dalam Mengawal Pembangunan
Dr. Herman, Direktur LRC, menggarisbawahi pentingnya peran media dalam mengawal pembangunan. "Teman-teman media memiliki peran yang sangat penting dan spesial untuk mengawal dan mengkomunikasikan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, serta memberikan kritikan yang produktif," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa RPJMD yang baik harus mudah dipahami, dikawal, dan dikomunikasikan secara luas kepada publik. Oleh karena itu, pelibatan jurnalis dalam diskusi ini menjadi sangat krusial untuk memastikan dokumen perencanaan ini benar-benar inklusif dan transparan.
Sinergi Eksekutif dan Legislatif: Mengukuhkan RPJMD
Saeful Bahri, Anggota DPRD Lombok Timur dari Fraksi PPP, menjelaskan bahwa rancangan awal RPJMD telah diparipurnakan di DPRD pada awal Mei lalu. Ia menekankan dua syarat utama penetapan RPJMD: kesepakatan politis antara eksekutif dan legislatif, serta unsur partisipatif dari masyarakat.
"Meskipun disusun oleh teman-teman eksekutif, harus melalui koordinasi dan pengesahan dari DPRD," terang Saeful.
Ia juga menyoroti peran penting DPR dan media dalam memfasilitasi partisipasi masyarakat agar kebutuhan mereka terakomodasi dalam RPJMD sebelum ditetapkan.
Visi "Lombok Timur Smart" Tantangan dan Harapan
Moh. Unwanul Hifzi dari Bappeda Lombok Timur, yang mewakili Kepala Kaban, menyampaikan bahwa RPJMD 2025-2029 mengusung visi "Lombok Timur Smart: Sejahtera, Maju, Adil, Religius, dan Transparan." Visi ini akan dicapai melalui delapan program prioritas yang mencakup pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan pertumbuhan ekonomi berbasis desa.
Unwanul Hifzi mengungkapkan beberapa tantangan dalam penyusunan dokumen ini, terutama dalam mengintegrasikan visi nasional "Indonesia sebagai Pusat Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusantara" dengan potensi lokal Lombok Timur sebagai pusat pariwisata petualangan dan lumbung pangan nasional.
"Kami masih kesulitan dalam baik dari gambaran umum maupun potensi apa yang bisa kami naikkan untuk mendukung aspirasi Kabupaten, provinsi dan pusat karena dalam RPJMD sekarang itu tidak sepenuhnya mengkaper yang ada di kabuten tetapi ada ketentuan yang harus dimasukkan dari ketuan dari pusat," katanya.
Ia juga menyoroti keterbatasan data terkait disabilitas dan kendala dalam mengukur kontribusi program terhadap penurunan angka kemiskinan.
Partisipasi Publik Kunci Keberhasilan
Diskusi ini menjadi forum penting untuk menggali masukan dari berbagai pihak, termasuk jurnalis, terkait potensi, tantangan, dan peluang dalam penyempurnaan dokumen RPJMD.
Diharapkan, masukan-masukan ini akan memperkuat pembangunan inklusif di Lombok Timur dan memastikan RPJMD benar-benar menjadi cerminan harapan dan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
Penetapan RPJMD ditargetkan pada akhir Juli 2025 mendatang, dan pintu masukan dari semua sektor masih terbuka untuk menyempurnakan dokumen penting ini. (RS)