Daftar Isi [Tampil]

sosialisasi dan pelatihan pembuatan briket dari tongkol jagung oleh mahasiswa KKN PMD Unram

LOMBOK TIMUR, NTB -Radarselaparang.com || Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram (Unram) memulai program unggulan mereka di Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan briket dari tongkol jagung pada Senin (28/7). Kegiatan yang berlangsung di aula Kantor Desa Sambelia ini dihadiri oleh sekitar 30 warga, menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat setempat.

Program ini digagas oleh KKN PMD Unram untuk memanfaatkan potensi pertanian Desa Sambelia, khususnya melimpahnya limbah tongkol jagung yang selama ini hanya dibuang atau dibakar. Dengan mengubah limbah menjadi briket, diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yaitu mengurangi sampah dan menciptakan peluang pendapatan baru bagi masyarakat.

Ismayadi Armansyah, Ketua KKN PMD Unram Sambelia 2025, sekaligus menjadi narasumber utama dalam pelatihan tersebut. Ia didampingi oleh delapan anggota KKN lainnya. Ismayadi menjelaskan bahwa tim KKN yang berjumlah sembilan orang di Desa Sambelia telah melakukan penggalian dan mempelajari potensi geografis serta sumber daya yang dimiliki desa, yang salah satunya adalah pertanian yang subur.

"Setiap musim jagung, sampah tongkol hanya dibuang saja dan dibakar. KKN Unram menawarkan inovasi dalam mengembangkan produk briket dari bahan tongkol jagung ini agar menjadi nilai tambah," ujar Ismayadi.

Kepala Desa Sambelia, H. Moh. Kahar, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya kepada tim KKN Unram. Ia berterima kasih atas ilmu dan pengetahuan yang dibagikan kepada warganya.

"Kami harapkan agar mahasiswa KKN tidak melupakan Desa Sambelia setelah masa tugas mereka berakhir, dan tetap menjalin komunikasi hingga mereka menjadi orang sukses," ungkap H. Kahar.

Senada dengan Kepala Desa, Ketua BPD Sambelia, H. Mas'ud, SE, juga menyampaikan pesan serupa dengan berharap apa yang telah dipelajari oleh masyarakat ini agar diterapkan sebagai pengetahuan baru dan juga menu sajian yang baru untuk keluarga.

"Apalagi hingga bisa menjadi salah satu jenis usaha sehingga bisa menopang finansial keluarga," harap  H. Mas'ud.

Para peserta juga langsung diajak mempraktikkan cara pembuatan briket. Bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana, seperti Tongkol jagung yang dibakar hingga menjadi arang,  Tepung tapioka sebagai perekat.

Arang tongkol jagung kemudian dilebur dan diayak hingga lembut, lalu dicampur dengan tepung tapioka menjadi adonan. Setelah itu, adonan dibentuk dan dipres menggunakan alat pipa sesuai ukuran yang diinginkan.

Para peserta terlihat sangat antusias dan cepat memahami proses pembuatannya. Mereka menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan berencana untuk mempraktikkannya secara mandiri.

Sosialisasi ini tidak berhenti sampai di sini. Rencananya, pada Rabu (30/7) mendatang, akan dilanjutkan dengan pelatihan mengenai cara pengemasan briket agar terlihat menarik dan memiliki nilai jual. Briket ini nantinya tidak hanya dapat digunakan untuk memasak di rumah, membakar ayam atau ikan, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh pandai besi.

Sebagai informasi, Tim KKN PMD Unram telah berada di Desa Sambelia selama 20 hari dan masih memiliki 25 hari lagi masa pengabdian di tengah masyarakat. (Acip/RS)