Daftar Isi [Tampil]
Murjoko, SE
LOMBOK TIMUR, NTB - Radarselaparang.com || Murjoka resmi terpilih sebagai pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Lombok Timur hari ini, bersama empat pimpinan Baznas lainnya. Pelantikan pimpinan Baznas rencananya akan dilakukan langsung oleh Bupati Lombok Timur pada tanggal 10 Juli 2025 mendatang, ini menandai babak baru bagi pengelolaan zakat di wilayah tersebut, dengan visi ambisius untuk mengubah mustahik (penerima zakat) menjadi muzaki (pemberi zakat).

Dengan Visi Mengubah musatahiq menjadi muzakki melalui zakat, Dalam makalahnya yang menjadi dasar program kerjanya, Murjoka memaparkan empat misinya:

1. Mengembangkan zakat sebagai altenatif dalam pengentasan kemiskinan

2. Melakukan pemberdayaan ummat dengan meningatkan kemampuannya dalam mengelola zakat yang produktif.

3. Mendayagunakan dana zakat bagi mustahiq dengan prinsip-prinsip kemandirian

4. Menggugah kesadaran kaum aghniya untuk peduli dan mencintai saudara mereka yang lebih lemah dan tidak berdaya.

Fokus pada Zakat Produktif dan Terukur
Murjoka menjelaskan akan membagi zakat menjadi dua kategori: konsumtif dan produktif. Zakat konsumtif akan diberikan kepada fakir yang benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri, berupa kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan.

"Di atas itu ada golongan miskin yang masih punya kemampuan untuk mengembangkan diri, namun terkendala dana. Inilah yang akan kami arahkan ke zakat produktif," terang Murjoka, pada Jumat (04/07).

Untuk memastikan efektivitas program ini, Baznas Lombok Timur akan melakukan inventarisasi di setiap kecamatan untuk mengidentifikasi individu miskin yang memiliki potensi di bidang pertanian, peternakan, mesin, menjahit, tata boga, kuliner, dan lain-lain. UMKM ini akan diberikan bantuan modal produktif dan bimbingan intensif selama beberapa bulan.

"Selama ini, ratusan juta uang Baznas keluar untuk para asnaf, tapi tidak ada catatan berapa yang sudah berhasil dientaskan kemiskinannya. Kami akan mencatat dan mengukur dampaknya. Dalam satu tahun, kami akan melaporkan berapa banyak orang miskin yang berhasil kami ubah dari mustahik menjadi muzaki," tegas Murjoka, menekankan pentingnya akuntabilitas.

Inovasi dan Kolaborasi untuk Kemajuan
Murjoka juga berencana untuk mendekati para aghnia (orang kaya) secara intensif, khususnya dalam mengoptimalkan zakat reksa dana dan zakat saham.

Di bidang internal, Murjoka akan mendorong pengembangan sistem IT khusus Baznas Lombok Timur. "Setiap hari Jumat, kami ingin melaporkan secara luas apa yang sudah dilakukan, berapa dana yang masuk, dan berapa yang keluar melalui aplikasi berbasis ponsel," ujarnya.

Beberapa inovasi menarik lainnya yang akan digarap Murjoka adalah pembentukan Klinik Baznas di beberapa kecamatan untuk memberikan pelayanan maksimal, serta Lumbung Desa sebagai solusi ketahanan pangan. Lumbung Desa ini akan membantu petani dengan mengatur pola tanam untuk menjaga stabilitas harga.

Pengalaman Murjoka dalam pengembangan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) pada tahun 2004 di Lombok Timur menjadi inspirasi bagi programnya. Kala itu, upaya pemotongan zakat 2,5% dari gaji ASN menuai protes, namun berkat keteguhan dan komitmennya, program tersebut berhasil dan bahkan menjadi berita nasional, menginspirasi Baznas pusat untuk mengangkat BAZDA Lombok Timur sebagai percontohan.

"Banyak program Baznas pusat, seperti pengembangan ternak, yang belum dijemput oleh pengurus sebelumnya. Saya akan intensif berkoordinasi dengan Baznas pusat untuk membawa program-program ini ke Lombok Timur," pungkas Murjoka, menunjukkan komitmennya untuk mengoptimalkan potensi zakat demi kesejahteraan masyarakat Lombok Timur. (RS)