LOMBOK TIMUR, NTB - Radarselaparang.com || Suasana di Balai Desa Sambelia, Kecamatan Sambeli hari ini Kamis (34/7) sempat memanas, namun berakhir adem. Pemerintah Desa (Pemdes) Sambelia bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sambelia sukses menggelar Musyawarah Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahunan. Rapat penting ini menjadi forum untuk menyelaraskan visi pembangunan desa dengan kebutuhan riil masyarakat, meskipun diwarnai adu argumen sengit.RKPDes Desa Sambelia
Hadir dalam acara tersebut Camat Sambelia, Mastur, S.P., M.Si., Ketua BPD Sambelia beserta jajaran anggotanya, Kasi PMD kecamatan, dan para pendamping desa Kecamatan Sambelia. Tak ketinggalan, perwakilan mahasiswa KKN dari Universitas Mataram (Unram) dan STIKES Muhammadiyah, para Kepala Dusun, Tokoh Agama (Toga), dan Tokoh Masyarakat (Toma) turut serta memeriahkan dan memberikan sumbangsih pemikiran.
Bidang usulan dalam RKPDes kali ini tetap berpegang teguh pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang telah ditetapkan. Selain itu, banyak juga usulan yang merupakan kelanjutan atau pelaksanaan program yang sempat tertunda.
Beberapa poin krusial yang menjadi fokus pembahasan antara lain:
1. Perehaban Lapangan Desa Sambelia: Revitalisasi fasilitas olahraga ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan positif dan mempererat tali silaturahmi antar warga.
2. Ketahanan Pangan: Program-program terkait ketahanan pangan menjadi prioritas utama untuk memastikan ketersediaan dan akses pangan yang berkelanjutan bagi seluruh warga.
3. Pengadaan Ambulans Desa: Kehadiran ambulans desa menjadi kebutuhan mendesak untuk mempercepat penanganan darurat dan meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.
4. Pembukaan Jalan Usaha Tani: Pembukaan akses jalan bagi petani diharapkan dapat melancarkan distribusi hasil pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
5. Perehaban Drainase dan Rabat Beton: Perbaikan infrastruktur ini penting untuk mengatasi masalah banjir dan meningkatkan kenyamanan serta keamanan lingkungan.
6. Air Bersih: Penyediaan akses air bersih yang layak dan memadai terus menjadi fokus untuk kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
7. Insentif bagi RT, Kader, Marbot, Guru Ngaji, Honor PPKD, dan Satlinmas: Pemberian insentif ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi para pegiat desa yang telah berkontribusi aktif dalam pembangunan dan pelayanan masyarakat.
Masing-masing peserta dengan antusias memaparkan alasan di balik perjuangan aspirasi masyarakat dusunnya. Tak pelak, perbedaan pendapat dalam alokasi anggaran memicu suasana tegang di ruang rapat. Argumen saling bersahutan, memperjuangkan prioritas yang dianggap paling mendesak.
Dengan tenang dan bijaksana, H. Moh. Kahar menjawab setiap diskusi yang disampaikan oleh peserta rapat. Ia memberikan pemaparan yang independen, tanpa mengesampingkan pendapat lain, serta memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil selaras dengan RPJMDes.
Pendekatan yang adil dan transparan dari Kepala Desa berhasil meredakan ketegangan. Peserta rapat pun menjadi lebih "adem" dan akhirnya menerima keputusan RKPDes yang telah disepakati, dengan keyakinan bahwa setiap program yang direncanakan akan membawa manfaat maksimal bagi kemajuan Desa Sambelia secara keseluruhan.
Musyawarah RKPDes kali ini menjadi bukti bahwa melalui dialog dan musyawarah mufakat, perbedaan dapat disatukan demi tujuan bersama, yakni membangun desa yang lebih baik. (Acip/RS)