Daftar Isi [Tampil]

Prakiraan cuaca Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
MATARAM, NTB - Radarselaparang.com ||  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob yang akan melanda wilayah pesisir Nusa Tenggara Barat (NTB), termasuk Pulau Lombok dan Sumbawa, selama 11 hari ke depan. Fenomena ini diperkirakan berlangsung dari tanggal 5 hingga 16 Juli 2025.

Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Satria Topan Primadi, menjelaskan bahwa banjir rob ini dipicu oleh fase bulan purnama yang akan terjadi pada 10 Juli. "Fase ini meningkatkan gaya gravitasi bulan terhadap bumi, sehingga menyebabkan pasang maksimum air laut," ujar Satria pada Sabtu (5/7).

18 Wilayah Pesisir Terancam Banjir Rob
BMKG mencatat setidaknya 18 wilayah pesisir di NTB berpotensi terdampak serius. Di Pulau Lombok, area yang perlu diwaspadai meliputi Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok.

Sementara itu, di Pulau Sumbawa, wilayah yang berisiko adalah Kabupaten Sumbawa, Labuhan Badas, Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota.

Pasang Maksimum dan Gelombang Tinggi Diperkirakan Terjadi
Peringatan ini juga mencakup perkiraan tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 0,1 hingga 2,5 meter, dengan pasang maksimum lebih dari 1,9 meter. Waktu pasang tertinggi bervariasi di beberapa lokasi; di Lembar, pasang tertinggi diperkirakan terjadi antara pukul 08.00–13.00 WITA, sedangkan di Sape, fenomena ini diprediksi berlangsung pukul 09.00–15.00 WITA.

BMKG memprediksi kondisi cuaca selama periode ini akan bervariasi dari cerah berawan hingga hujan ringan, dengan arah angin dari timur ke barat daya berkecepatan 5–25 knot.

Imbauan BMKG: Tingkatkan Kewaspadaan
Mengingat potensi dampak yang ditimbulkan, BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, bantaran sungai, dan dataran rendah untuk meningkatkan kewaspadaan. 

"Kami minta masyarakat mengantisipasi potensi genangan air laut yang bisa mengganggu aktivitas harian dan merusak infrastruktur," tegas Satria.

Provinsi NTB sendiri memiliki 292 desa dan kelurahan yang berbatasan langsung dengan laut, atau sekitar 25 persen dari total wilayah administratifnya. Kabupaten Bima menjadi daerah dengan jumlah desa pesisir terbanyak (68 desa), disusul Sumbawa (63 desa), dan Lombok Timur (44 desa), sehingga menjadi perhatian khusus dalam menghadapi ancaman banjir rob ini.

"Masyarakat diharapkan untuk terus memantau informasi terkini dari BMKG dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk mengurangi risiko kerusakan dan gangguan aktivitas,"imbau Satria. (RS)