LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com || Pemerintah Kabupaten Lombok Timur mengambil langkah cepat untuk mengamankan sektor agribisnis tembakau. Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) dengan puluhan pengusaha tembakau untuk mengantisipasi gejolak harga dan menjamin distribusi hasil panen. Rabu (27/8)Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, didampingi Sekda Rakor dengan puluhan pengusaha tembakau untuk mengantisipasi gejolak harga dan menjamin distribusi hasil panen
Rakor ini menjadi wujud komitmen Pemkab Lombok Timur dalam menjembatani kepentingan antara pengusaha dan petani, dua pilar utama dalam produksi tembakau di wilayah tersebut.
Meskipun luas lahan tembakau sedikit berkurang menjadi 26 ribu hektar karena anomali iklim, kondisi pertanaman secara umum dinilai masih aman. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah harga yang tidak stabil, yang berpotensi mengancam kesejahteraan petani.
Bupati Haerul Warisin menekankan pentingnya keseimbangan harga demi keuntungan bersama. Ia meminta para pengusaha untuk berkolaborasi dan menawarkan harga yang adil bagi petani, sementara petani diharapkan tetap produktif dalam menanam tembakau.
Untuk mengatasi praktik curang yang merugikan, Pemkab Lombok Timur juga berkomitmen menindak tegas para pembeli atau pengusaha ilegal. Praktik ini menjadi perhatian serius karena bisa merusak stabilitas harga. Bupati menyatakan akan ada pengawalan ketat dalam pendistribusian hasil tembakau oleh tim opjar dan tim terpadu yang telah dibentuk.
Para pengusaha yang hadir menyambut baik inisiatif pemerintah daerah ini. Mereka berharap dialog terbuka seperti ini dapat menjadi awal untuk menyusun kebijakan yang lebih detail dan implementatif. Selain itu, mereka juga meminta dinas terkait untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada petani agar kualitas tembakau yang dihasilkan semakin baik.
Sebagai tindak lanjut, Bupati mengimbau para pengusaha untuk membentuk asosiasi agar komunikasi dan koordinasi menjadi lebih terarah. Komitmen lainnya adalah mengadakan pertemuan rutin dua kali dalam setahun: yang pertama untuk persiapan musim tanam, dan yang kedua untuk menentukan harga sebelum pembelian.
Rapat ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Sekretaris Daerah Lombok Timur, Kepala Dinas Pertanian Lotim, Kepala Bidang Perkebunan Provinsi NTB, serta pimpinan dari puluhan perusahaan mitra petani, menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah, pengusaha, dan petani. (RS)