![]() |
Seminar Internasional bertemakan The Constellation of Thought of TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid: A Multidisciplinary Exploration, Social, Da'wa, Politic, Economic, and Nationalism." |
Acara bergengsi yang berlangsung di Lombok Garden hotel - Mataram pada Ahad (28/9) ini menjadi ajang eksplorasi mendalam terhadap warisan pemikiran pendiri NW, Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Pahlawan Nasional kebanggaan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Narasumber Unggulan Bongkar Konsep Filosofis dan Kebangsaan NW
Seminar ini menghadirkan jajaran narasumber terkemuka, termasuk Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH., MA., Prof. Dr. H. Harapandi Dahri, MA., Kevin. W. Fog, MA., Ph.d., Dr. Muhammad Bilal Zafar, dan H. Lalu Hadrian Irfan, ST.
Dalam paparannya, Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan menyampaikan secara gamblang kiprah Maulana Syaikh dalam "Gerakan Suluh Kebangsaan dan Keummatan." Ia menekankan bahwa organisasi NW adalah contoh nyata dalam penguatan peran komitmen keagamaan dan ke-Indonesia-an.
Prof. Fahrurrozi menjelaskan bahwa pemikiran Maulana Syaikh sangatlah filosofis, yang tercermin dari logikanya dalam menggabungkan tiga teori pengetahuan utama: Empirisme (berdasarkan panca indra), Rasionalisme (berdasarkan logika), dan Institusionisme (berdasarkan mata batin/firasat, yang mencakup Wahyu dan Ilham).
"Pemikiran beliau sangat kuat silogisme berpikirnya. Apa yang beliau hadirkan selalu realitas dengan muatan-muatan nilai-nilai teologis, keagamaan, antropologis, budaya, sejarah, dan sosiologis," ujar Prof. Fahrurrozi, sembari mencontohkan karya-karya Maulana Syaikh yang kaya akan ilmu balaghah dan berbagai disiplin ilmu lainnya.
Selain itu, Prof. Fahrurrozi juga mengungkapkan bahwa pemikiran Maulana Syaikh sangat dipengaruhi oleh gurunya, Syaikh Hasan Al Mahsyat, seorang intelektual terkemuka dari Arab Saudi.
Bahkan, dipaparkan pula sebuah pesan dari Syaikh Salim Rahmatullah yang ditulis pada 1412 Hijriah. Tulisan tangan tersebut memberikan ucapan terima kasih mendalam atas peran sentral Maulana Syaikh dalam menyebarkan paham Ahlussunnah Wal Jamaah melalui Madrasah NWDI dan berpesan agar semua murid dan kader NW harus mengikuti jejak perjuangan pendiri NW tersebut.
Seminar ini bukan hanya menjadi ajang akademik, tetapi juga momentum penting untuk merefleksikan dan menginternalisasi nilai-nilai perjuangan Maulana Syaikh dalam konteks pembangunan sosial, dakwah, politik, dan nasionalisme Indonesia saat ini. (RS)