Daftar Isi [Tampil]

Acara puncak peringatan HUltah Madrasah NWDI ke 90 di Ponpes Syaikh Zainuddin di Anjani Lombok Timur
LOMBOK TIMUR - Radarselaparang.com || Lapangan umum Ummuna Hj. Sitti Raehanun Zainuddin Abdul Majid di kompleks Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Anjani, Lombok Timur, pada Ahad (12/10), berubah menjadi lautan manusia saat jamaah dari berbagai penjuru Pulau Lombok hingga luar daerah berbondong-bondong menghadiri perayaan puncak Pengajian Akbar Hultah (Hari Ulang Tahun) ke-90 Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Kehadiran puluhan ribu orang ini menegaskan kembali kedudukan bersejarah madrasah yang didirikan oleh Almagfurullah Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

Perayaan monumental ini tak hanya dihadiri oleh ribuan jamaah, abituren (alumni), dan pencinta Nahdlatul Wathan (NW), tetapi juga dimeriahkan oleh kehadiran para pejabat tinggi negara dan daerah, termasuk Menteri Haji dan Umrah Yusuf Irfan, Menteri Pendidikan H. Abdul Mu'ti (diwakili), Kapolda NTB, dan Gubernur NTB. Jajaran pengurus NW dari Dewan Mustasyar hingga PBNW juga turut hadir, menandakan soliditas dan komitmen organisasi.

Ketua Panitia, H. Syamsu Rijal, dalam laporannya menyampaikan bahwa berkumpulnya jamaah NW adalah wujud rasa syukur kehadirat Allah SWT atas pendirian Madrasah NWDI yang menjadi cikal bakal berdirinya organisasi Nahdlatul Wathan pada 1 Maret 1953. Peringatan Hultah ke-90 ini, yang juga menjadi momentum pertemuan nasional dan internasional bagi pengurus NW dari Sabang sampai Merauke, mengusung tema penting "Momentum Kesetiaan, Memperkokoh Komitmen Pendidikan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Menuju Indonesia Emas 2045."

Syamsu Rijal, yang juga Anggota DPRD Provinsi NTB, menyampaikan terima kasih tak terhingga atas kehadiran luar biasa para pejabat pemerintah pusat, daerah, sipil, TNI, dan Polri. Ia juga menegaskan bahwa Hultah Akbar ini adalah ajang untuk memperkuat komitmen keorganisasian NW.

"Madrasah NWDI adalah lembaga pendidikan klasikal pertama di NTB yang menjadi embrio lahirnya organisasi NW. Ia adalah tonggak perjuangan melawan penjajahan Belanda," tegasnya, seraya menekankan penambahan kata 'Madrasah NWDI' untuk membedakannya dari ormas baru yang muncul belakangan.

Rangkaian acara pra-Hultah, seperti jalan sehat yang diikuti lebih dari 40.000 peserta, lari maraton, pawai sepeda motor, hingga seminar nasional dan internasional, menunjukkan tingginya antusiasme dan komitmen warga NW. Di akhir acara, panitia menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan acara akbar tahunan organisasi NW tersebut.

Hultah ke-90 Madrasah NWDI di Lombok Timur ini bukan sekadar perayaan ulang tahun, melainkan manifestasi kesetiaan pada pendiri dan janji untuk meneruskan trilogi perjuangan di bidang pendidikan, sosial, dan dakwah, sebagai modal penting bangsa Indonesia menuju masa keemasan di tahun 2045.

Semangat perjuangan pendiri NWDI, Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, digarisbawahi oleh berbagai pihak. Ketua Umum PBNW, TGKH LG. Muhammad Zainuddin Atsani, menyebut keputusan Almagfurullah untuk mendirikan Madrasah NWDI pada tahun 1937 sebagai keputusan revolusioner.

"Beliau bukan saja Pahlawan Nasional, tapi beliau adalah Pahlawan Revolusi, karena revolusi terbesar adalah revolusi pendidikan," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur NTB, HL. Muhmmad Iqbal, dalam sambutannya, mengatakan kehadiran nikita ini untuk merayakan ikhtiar revolusioner yang dilakukan oleh Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 90 tahun lalu. Saat itu tidak ada orang yang memikirkan bahwa yang dibutuhkan ummat adalah pendidikan. Karena itu sejarah mencatat keputusan algmagfurulah Maualanasyaikh untuk mendirikan madrasah NWDI adalah sebuah keputusan yang revolusioner, karena itu pendiri organisasi NW bukan saja pahlawan nasional tapi juga pahlawan revolusi.

“Revolusi terbesar adalah revolusi pendidikan. Hari ini, ribuan madrasah dan sekolah berada di naungan Nahdlatul Wathan, dan itu dimulai dari sini, Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah,” ungkapnya.

Ketua Umum PBNW TGKH Dr. LG. Muhammad Zainuddin Atsani,M. PdI.
TGKH LG. Muhammad Zainuddin Atsani juga menyoroti pentingnya peran NW dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa perjuangan melalui Nahdlatul Wathan adalah kewajiban dan pendidikan adalah jantung, nafas, dan darah yang mengalir dalam setiap nadi perjuangan NW.

Lebih lanjut, ia memaparkan konsep tiga pilar kecerdasan yang diusung NW untuk menyambut Indonesia Emas 2045:
Kecerdasan Spiritual (sebagai fondasi karakter). Kecerdasan Intelektual (melalui pendekatan sains yang tauhid).
Penguasaan Teknologi Digital (sebagai wasilah membangun peradaban).

Ketua Umum PBNW juga menegaskan, mulai tahun ini, acara Hultah Madrasah NWDI tidak akan dicampuri dengan hal-hal politik, melainkan fokus sepenuhnya pada isu pendidikan.

Kehadiran Menteri Haji dan Umrah, Dr. H. Irfann Yusuf Hasim, menjadi kehormatan besar. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa syukur bahwa Indonesia memiliki satu bahasa persatuan, berbeda dengan jarak London ke Moskow yang jauh lebih pendek namun memiliki banyak bahasa.

Menteri Irfan Yusuf juga mencatat adanya sanad keilmuan yang tersambung antara Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid dengan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Ia berpesan agar pengelola lembaga pendidikan menjaga kemandirian, belajar dari sejarah Pesantren Tebuireng yang menolak penegerian madrasah agar dapat mengatur kurikulum sesuai kebutuhan.

Menteri Irfan Yusuf juga secara khusus menyampaikan salam dan ucapan selamat dari Pemerintah, berharap Hultah ke-90 menjadi titik tolak bagi NW untuk lebih memperbesar dan memperkuat kiprahnya dalam pembangunan Indonesia.

Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Haji dan Umrah, beliau juga menyampaikan kabar baik mengenai usulan perubahan pola pembagian kuota haji berdasarkan antrean, yang berpotensi menambah jumlah jamaah dari NTB. (RS)