Daftar Isi [Tampil]

Bupati Lotim, H. Haerul Warisin saat memberikan sambutan usai pelantikan
Lombok Timur - Radarselaparang.com || Suasana khidmat menyelimuti Pendopo Bupati Lombok Timur (Lotim) pada hari Jumat (17/10) ketika Wakil Bupati H. Edwin Hadi Wijaya memimpin pengambilan sumpah dan pelantikan terhadap 170 pejabat administrasi dan pengawas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur berlangsung di Pendopo Bupati pada Jumat (17/10).

Dalam sambutan yang penuh penekanan, Bupati Lotim, H. Haerul Warisin, menegaskan bahwa mutasi jabatan yang baru saja dilakukan bukanlah sekadar acara seremonial, melainkan bagian dari rotasi dan penyegaran yang wajar untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelayanan publik.

"Tadi sudah kita dengar bahwa Anda sudah bersumpah semua, demi Allah saya bersumpah. Itu adalah ucapan-ucapan ini tentu harus benar-benar kita laksanakan bahwa mutasi hari ini bukan acara yang seremonial, tapi ini adalah hal biasa di dalam kita sebagai rotasi mutasi," ujar Bupati Warisin.

Bupati meminta para pejabat yang dilantik untuk tidak mengambil hati mutasi yang terjadi, bahkan bagi yang baru menjabat singkat di tempat lama. Ia menekankan bahwa jabatan adalah amanah untuk melayani masyarakat dengan baik dan bekerja demi kemajuan kabupaten.

H. Warisin menjamin bahwa proses mutasi dilakukan secara bersih, hanya berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan penyesuaian kebutuhan. Ia juga memberikan peringatan tegas mengenai evaluasi kinerja.

"Anda harus yakin kepada saya bahwa dua kali tiga bulan ini adalah aturan main yang tetap saya akan pegang, hanya 6 bulan Anda akan saya bahas," tegasnya.

Bupati menekankan loyalitas kepada pemerintah dan pekerjaan, serta profesionalitas. "Jangan karena Anda merasa ada kedekatan dengan siapapun misalnya, kemudian Anda merasa bekerja sembarangan, tidak bisa. Enggak bisa. Saya tetap akan memperhatikan siapa Anda, bagaimana Anda bekerja," imbuhnya.

Selain isu rotasi jabatan, Bupati juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Lombok Timur, yaitu pemotongan anggaran oleh pemerintah pusat sebesar Rp 329 miliar. Situasi ini menuntut kerja keras seluruh jajaran ASN dan tidak ada waktu untuk berdiam diri.

"Anggaran kita dipotong sama pusat 329 miliar. Kalau saya jadi Bupati berdiam diri, tidak menjemput bola, tidak mencari apa yang harus saya lakukan untuk membangun Lombok Timur ini, kita tidak akan pernah bisa maju," ungkapnya.

Bupati mengajak semua pejabat yang baru dilantik untuk beradaptasi, berkoordinasi, dan melakukan efisiensi guna mengatasi dampak pemotongan anggaran. Ia juga menyinggung upaya Pemda dalam menjemput peluang pembangunan, seperti dengan rencana pembangunan "Sekolah Garuda" sebagai sekolah unggulan yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan menampung lulusan terbaik dari seluruh Indonesia.

Di akhir sambutan, Bupati kembali mengingatkan para pejabat untuk fokus pada kerja keras dan serius, membantu rakyat, serta loyal kepada pemerintah, dengan tujuan utama menurunkan angka kemiskinan yang masih tergolong tinggi di angka 13,5% dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Tidak ada keberhasilan Bupati yang berhasil. Anda semua, kita semua yang berhasil," tutupnya. (RS)