![]() |
| Abdul Rauf alias Bapak Rauf, seorang penambal ban yang sukses mengantarkan anaknya menyelesaikan pendidikan di kota pendidikan Yogyakarta |
Dengan pekerjaan yang mengandalkan keikhlasan pelanggan, Bapak Rauf telah membesarkan tiga orang anak. Yang paling mencengangkan, dua dari putra-putrinya kini berhasil menembus kerasnya persaingan pendidikan di luar daerah, yakni kota pelajar Yogyakarta. Kisah ini menjadi mercusuar harapan bagi setiap keluarga di Lombok yang mendambakan pendidikan terbaik untuk buah hati mereka.
Andika, putra sulung Bapak Rauf, kini telah menjelma menjadi seorang intelektual muda. Ia berhasil menyelesaikan studi sarjana dari Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta di jurusan Psikologi. Tak berhenti di sana, Andika kini sedang melanjutkan cita-citanya di jenjang yang lebih tinggi, menempuh program magister.
Menyusul kesuksesan sang kakak, putri kedua Bapak Rauf juga telah lulus dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di jurusan Matematika—sebuah pencapaian membanggakan yang diraih dari ketekunan di gubuk kecil di Dusun Jantuk Desa Anjani.
Ditanya mengenai resep mujarab yang ia terapkan, Bapak Rauf dengan rendah hati mengungkapkan kuncinya: keikhlasan, ketekunan, dan menjaga pergaulan anak.
"Saya selalu menekankan kepada anak-anak saya untuk selalu menjaga pergaulan dan fokus pada pendidikan," ujar Bapak Rauf pada Sabtu (22/11).
Nasihat sederhana dari seorang ayah yang bekerja keras di pinggir jalan ini terbukti ampuh. Anaknya yang tertua, Andika, kini telah mampu membantu keluarga dan menjadi teladan nyata bagi adik-adiknya. Sementara si bungsu, putri ketiganya, kini masih menempuh pendidikan di SMAN 1 Aikmel, membawa semangat dan harapan yang sama besarnya.
"Bagi saya, pergaulan itu sangat penting. Jika pergaulan baik, insyaallah pendidikan anak juga akan fokus dan tercapai," sambung Bapak Rauf.
Bapak Rauf menyadari betul bahwa ia telah memberikan bekal terbaik bagi anak-anaknya: pendidikan yang didasari nilai dan akhlak. Ia berharap kisahnya dapat menjadi inspirasi yang luas, terutama bagi mereka yang sedang berjuang dalam keterbatasan.
"Saya ingin anak-anak saya menjadi orang yang sukses dan dapat membantu masyarakat," tutupnya dengan mata penuh harap.
Kisah Bapak Rauf dari Desa Anjani ini adalah pengingat yang kuat bahwa impian dapat dicapai dengan keikhlasan dalam bekerja dan ketekunan dalam mendidik. Ia telah membuktikan bahwa meskipun hanya seorang penambal ban, ia mampu "menambal" masa depan anak-anaknya dengan benang emas pendidikan tinggi, membawa mereka dari Desa Anjani ke gerbang ilmu di Yogyakarta. (RS)


