Daftar Isi [Tampil]

Perisaian di lapas Kelas II B Selong
Lombok Timur - Radarselaparang.com || Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Selong di Lombok Timur tak hanya fokus pada pembinaan keterampilan, tetapi juga aktif melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari program pembinaan spiritual dan mental. Kepala Lapas Selong, Ahmad Sihabudin, mengungkapkan bahwa budaya Sasak berupa seni bela diri tradisional "Perisian" kini menjadi kegiatan unggulan yang disambut antusias oleh warga binaan.

Menurut Sihabudin, budaya yang juga dikenal sebagai "Gendang Beleq" ini memiliki peran penting. "Kebetulan di Lombok Timur, tepatnya di Selong ini, kita ada budaya Sasak berupa Perisian," ujarnya.

"Perisian bisa memberikan aura semangat perjuangan mereka sebagai warga binaan untuk tetap bertahan menjalankan pidana yang sampai bebas nanti."ungkap Sihabudin.

Awalnya, tutur Sihabudin, Lapas sempat ragu melaksanakan kegiatan Perisian karena khawatir akan potensi luka-luka yang timbul dapat disalahartikan sebagai tindak penganiayaan, terutama oleh media.

"Saya kan takutnya seperti nanti bentuknya penganiayaan," jelas Kalapas.

Namun, setelah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata setempat, kekhawatiran itu sirna. Dinas Pariwisata memastikan bahwa Perisian boleh dilaksanakan dan merupakan bagian dari budaya yang dilindungi oleh negara.

Keputusan ini mendapat sambutan luar biasa dari warga binaan. Bagi WB yang mayoritas adalah orang Sasak, kegiatan Perisian tidak hanya sekadar olahraga, tetapi juga merupakan hiburan yang sangat luar biasa dan memberikan inspirasi perjuangan perlawanan terhadap kehidupan yang mereka jalani di Lapas.

"Mereka juga senang, di keluarga binaan senang sekali karena memang satu hiburan yang sangat memberikan mereka kedekatan pada budaya mereka," tambah Sihabudin.

Melalui kegiatan Perisian ini, Kalapas berharap warga binaan dapat terus berjuang untuk menerima pembinaan dan bertekad untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya setelah bebas nanti. Perisian kini menjadi ikon pembinaan yang membumi, tidak hanya di Lapas Selong, tetapi juga di Pulau Lombok secara keseluruhan. (RS)