Daftar Isi [Tampil]

Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, turun langsung menyerahkan bantuan sembako.
Lombok Timur - Radarselaparang.com || Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur terus memperkuat jaring pengaman sosial bagi masyarakat terdampak ekonomi. Sebagai langkah nyata menjaga stabilitas suplai bahan pokok, Pemda mendistribusikan ribuan paket sembako yang menyasar keluarga dengan kategori miskin ekstrem.

Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, turun langsung menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis pada Kamis (18/12). Penyerahan dilakukan di tiga titik strategis, yakni Desa Bandok (Kecamatan Wanasaba), serta Desa Telaga Waru dan Desa Bagikpapan (Kecamatan Pringgabaya).

Paket bantuan yang berisi beras, minyak goreng, gula, dan mie instan ini ditargetkan bagi 15.405 Kepala Keluarga (KK) di seluruh kabupaten. Berdasarkan data teknis di Kecamatan Wanasaba sebanyak 823 KK penerima dan  Kecamatan Pringgabaya sebanyak 1.173 KK penerima.

Wabup Edwin menegaskan bahwa data penerima telah tervalidasi melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) per Oktober 2025 yang sudah terperinci by name by address. Hal ini menjamin bantuan jatuh ke tangan yang benar-benar membutuhkan.

Tidak berhenti di tahun ini, Pemda Lombok Timur telah menyiapkan strategi besar untuk tahun 2026. Anggaran sebesar Rp30 miliar telah dialokasikan untuk mengantisipasi inflasi sekaligus memperluas cakupan bantuan.

"Tahun 2026, kita sudah anggarkan Rp30 miliar untuk menjangkau tak kurang dari 200 ribu KK. Jumlah ini memungkinkan kita menyentuh hingga masyarakat di kategori desil 3," ujar H. Moh. Edwin.

Menanggapi kekhawatiran bahwa bantuan sosial dapat membuat masyarakat ketergantungan, Wabup memberikan bantahan tegas. Menurutnya, bantuan sembako ini adalah bagian dari ekosistem pemberdayaan yang lebih besar, seperti program Desa Berdaya.

Dalam program tersebut, pemerintah tidak hanya memberikan modal kerja dan pendampingan, tetapi juga memastikan suplai kebutuhan pokok tetap terjaga agar masyarakat bisa fokus meningkatkan produktivitas mereka.

"Tujuannya jelas, agar mereka bisa keluar dari desil 1 (kemiskinan ekstrem). Kita optimis sejalan dengan target nol kemiskinan ekstrem pada tahun 2027 mendatang," pungkasnya. (RS)